Ini Kenyataaan Bukan Film
Dear blog...
Hari ini saya shift malam, hari ini adalah hari ke 9 saya praktik di rumah sakit untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa profesi. Cukup banyak pergolakan yang dialami, dari beradaptasi dengan ruangan, pasien, teman-teman, dan kakak-kakak, termasuk kepala ruangan, dan dengan laporan. Sempat beberapa kali saya mengalami sedikit kekesalan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Maka, saya hanya bisa menarik napas dalam dan menginternalisasi diri, bahwa semua ini bisa berubah.
1. Pada kenyataannya di lapangan peranan perawat memang diakui banyak melakukan perintah dokter dan lebih berfokus pada pemberian obat. ini tidak salah karena salah satu kolaborasi perawat-dokter adalah pemberian obat. Namun, seharusnya perawat melihat respon dari pasien dan melakukan tindakan lanjutan, sedangkan dokter mengurangi keluhan dengan memberikan obat. Selain itu peran perawat seharusnya untuk memfasilitasi pasien memenuhi kebutuhan dasar adalah hal utama selama perawatan. Sebenarnya ada beberapa alasan logis mengapa hal ini terjadi: Manajemen keperawatan yang tidak diperbaiki, jumlah perawat tidak sesuai dengan standar pasien-perawat dalam setiap ruangan, tidak ada kemauan bersama tenaga kesehatan untuk memperbaiki, masih adanya superioritas dan tidak mengenal tanggung jawab dan peran masing-masing tenaga kesehatan. Saya tidak mengenaralisir, namun setidaknya inilah yang saya lihat di beberap rumah sakit yang pernah berpraktik disana. saya dengar di rumah sakit pusat dan besar lainnya tidak seperti itu.
2. Di dunia kesehatan perubahan akan berlangsung cepat dan selalu berubah oleh karena itu perlu adanya peningkatan pengetahuan di semua tenaga kesehatan. selain pengetahuan, kebijakan juga harus berubah. Pelatihan bagi perawat masih minim difasilitasi oleh rumah sakit. Diskusi kasus, dan metode pembelajaran lainnya juga masih belum membudaya dalam ruangan perawatan.
3. Satu hal yang selalu saya rasa ditekankan oleh semua rumah sakit, bahwa perawat-dokter harus cantik, bersih, berpakaian rapi, dan make up jika perlu. Ini betul sekali, namun sayangnya, perawat dan dokter menutupinya dengan menggunakan masker yang dimana tidak dibutuhkan penggunaan masker. Saya sering melihat setiap akan memberikan obat dan masuk ruangan pasien dokter-perawat menggunakan masker dimana pasien tidak memiliki penyakit yang akan menularkan lewat udara. Senyum dokter-perawat, perhatian, dan mimik muka pastilah akan menjadi salah satu obat untuk pasien.
4. Seringkali pasien dan keluarga tidak mengetahui apa penyakitny, akibatnya keluarga dan pasien merasa cemas.
inilah beberapa yang saya lihat, saya tidak tahu apakah ini juga sama terjadi di perawatan kelas 2 atau kelas 1. akh, seudzon aja.
Tidak, tidak, salah satu janji dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain adalah tidak membedakan pelayanan kepada masyarakat. Berarti tidak membedakan senyum, perawatan, dan lain-lainnya.
Kadang saya melihat kok semua cerita yang di film tidak ada di lapangan, semua yang ada di buku tidak ada di lapangan? hahaha
Ini kenyataan bukan film nah. :)
Saya saat ini hanya bisa menarik nafas dan berdoa semoga teman-teman dan saya jika kelak bisa menjadi bagian perubahan entah dimanapun berada.
Hari ini saya shift malam, hari ini adalah hari ke 9 saya praktik di rumah sakit untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa profesi. Cukup banyak pergolakan yang dialami, dari beradaptasi dengan ruangan, pasien, teman-teman, dan kakak-kakak, termasuk kepala ruangan, dan dengan laporan. Sempat beberapa kali saya mengalami sedikit kekesalan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Maka, saya hanya bisa menarik napas dalam dan menginternalisasi diri, bahwa semua ini bisa berubah.
1. Pada kenyataannya di lapangan peranan perawat memang diakui banyak melakukan perintah dokter dan lebih berfokus pada pemberian obat. ini tidak salah karena salah satu kolaborasi perawat-dokter adalah pemberian obat. Namun, seharusnya perawat melihat respon dari pasien dan melakukan tindakan lanjutan, sedangkan dokter mengurangi keluhan dengan memberikan obat. Selain itu peran perawat seharusnya untuk memfasilitasi pasien memenuhi kebutuhan dasar adalah hal utama selama perawatan. Sebenarnya ada beberapa alasan logis mengapa hal ini terjadi: Manajemen keperawatan yang tidak diperbaiki, jumlah perawat tidak sesuai dengan standar pasien-perawat dalam setiap ruangan, tidak ada kemauan bersama tenaga kesehatan untuk memperbaiki, masih adanya superioritas dan tidak mengenal tanggung jawab dan peran masing-masing tenaga kesehatan. Saya tidak mengenaralisir, namun setidaknya inilah yang saya lihat di beberap rumah sakit yang pernah berpraktik disana. saya dengar di rumah sakit pusat dan besar lainnya tidak seperti itu.
2. Di dunia kesehatan perubahan akan berlangsung cepat dan selalu berubah oleh karena itu perlu adanya peningkatan pengetahuan di semua tenaga kesehatan. selain pengetahuan, kebijakan juga harus berubah. Pelatihan bagi perawat masih minim difasilitasi oleh rumah sakit. Diskusi kasus, dan metode pembelajaran lainnya juga masih belum membudaya dalam ruangan perawatan.
3. Satu hal yang selalu saya rasa ditekankan oleh semua rumah sakit, bahwa perawat-dokter harus cantik, bersih, berpakaian rapi, dan make up jika perlu. Ini betul sekali, namun sayangnya, perawat dan dokter menutupinya dengan menggunakan masker yang dimana tidak dibutuhkan penggunaan masker. Saya sering melihat setiap akan memberikan obat dan masuk ruangan pasien dokter-perawat menggunakan masker dimana pasien tidak memiliki penyakit yang akan menularkan lewat udara. Senyum dokter-perawat, perhatian, dan mimik muka pastilah akan menjadi salah satu obat untuk pasien.
4. Seringkali pasien dan keluarga tidak mengetahui apa penyakitny, akibatnya keluarga dan pasien merasa cemas.
inilah beberapa yang saya lihat, saya tidak tahu apakah ini juga sama terjadi di perawatan kelas 2 atau kelas 1. akh, seudzon aja.
Tidak, tidak, salah satu janji dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain adalah tidak membedakan pelayanan kepada masyarakat. Berarti tidak membedakan senyum, perawatan, dan lain-lainnya.
Kadang saya melihat kok semua cerita yang di film tidak ada di lapangan, semua yang ada di buku tidak ada di lapangan? hahaha
Ini kenyataan bukan film nah. :)
Saya saat ini hanya bisa menarik nafas dan berdoa semoga teman-teman dan saya jika kelak bisa menjadi bagian perubahan entah dimanapun berada.
Komentar
Posting Komentar